Wakil Ketua DPD I Golkar Aceh, Suprijal Yusuf SH menyaksikan tumpukan TBS Kelapa Sawit di kawasan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Juni 2018. [taufikzass-serambiaceh] |
Tiongkok meningkatkan pembelian minyak sawit dan biodisel dari Indonesia sepanjang Oktober 2018. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tiongkok meningkatkan impor minyak sawit dari Indonesia sebesar 63% menjadi 541,81 ribu ton daripada bulan September berjumlah 332,52 ribu ton.
“Naiknya impor minyak sawit China didorong oleh pengurangan pasokan kedelai oleh China dari Amerika sebagai efek dari perang dagang kedua negara raksasa tersebut. Selain itu pada awal Oktober China juga mulai mengeskalasi pelarangan impor rapeseed meal dari India untuk pakan ternak ruminansia dan unggas,”ujar Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI, Senin, 3 November 2018.
Mukti menyebutkan pelarangan ini akan membuka peluang Indonesia mengisinya dengan produk bungkil sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia dan unggas.
Yang menarik adalah pembelian biodiesel Tiongkok naik signifikan. Total volume biodiesel yang diimpor China dari Indonesia periode Mei-Oktober 2018 telah mencapai 637,34 ribu ton. “Khusus untuk biodiesel, China mulai mengimpor sejak Mei 2018,” papar Mukti.
Menurutnya, angka ini merupakan suatu capaian yang sangat baik sejak China mulai mempromosikan penggunaan biodiesel dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca. Pilot project B5 telah dilaksanakan di Shanghai dan akan terus dipromosikan secara luas di China. Program ini tentunya membuka peluang bagi pasar biodiesel berbasis CPO Indonesia untuk membuka pasar di China.
Dalam sejumlah kesempatan, baik Presiden RI Joko Widodo dan sejumlah menteri melobi Tiongkok untuk meningkatkan pembelian CPO dan biodiesel. Presiden Jokowi di Palembang, menjelaskan semenjak awal tahun yang lalu dirinya juga ketemu Perdana Menteri Tiongkok, Xi Jinping untuk meminta agar negara itu membeli minyak sawit lebih banyak dari sekarang.
“Saya minta tambahan, saya ngomong (ke Perdana Menteri Tiongkok) agar produksi disini bisa diserap sehingga harganya bisa naik. Ada tambahan 500.000 ton, banyak sekali,” ujarnya.
Sepanjang Oktober ini, volume ekspor minyak sawit Indonesia (CPO dan turunannya, Olechemical dan Biodiesel) tercatat naik 5% dibandingkan bulan sebelumnya atau dari 3,19 juta ton naik menjadi 3,35 juta ton. Sementara itu, volume ekspor CPO, PKO dan turunannya saja (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel) mencapai 3,14 juta ton atau juga naik 5% dibandingkan pada September lalu yang hanya mampu mencapai 2,99 juta ton. [sawitindonesia]
0 Comments