Membicarakan Filsafat di Tulungagung

Konfrensi Internasional Filsafat dan Peradaban Baru Islam di IAIN Tulungagung. [via laduni]
IAIN Tulungagung menggelar konferensi perdana bertaraf internasional tentang filsafat. Konferensi ini bertajuk 'Conference on Contemporary Issues in Philosophy and New Islamic Civilization (CCI-PHONIC) 2018'.
Konferensi digelar, Senin (19/11), di Auditorium Pascasarjana. Konferensi diikuti 320 peserta dengan pembicara dari sejumlah negara tetangga. Dari luar negeri,  hadir Dr. Nek Mah Batri, Ph.D (Singapora) dan Prof. Dr. Mohammad Zein Musa, (Cambodia). Sementara dari dalam negeri, hadir Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag, Dr. Maftukhin, M.Ag, Dr. Akhmad Rizqon Khamami, Lc. M.Ag, dan Dr. Zaini Fasya, M.PdI.
Isu-isu kontemporer kefilsafatan dipertajam dalam sejumlah diskusi pararel yang dikelompokan dalam empat kajian filsafat, yaitu: (1). Philosophy of Education and Literature, (2). Philoshopy of Islamic Economic and Civilization, (3). Philosophy of Islamic Law and Humanities dan (4). Philosophy of Relegion and Social Science. 
“Hoax yang begitu marak di era post truth dan juga dunia klenik yang kerap membelenggu cakrawala berpikir manusia, dapat diatasi atau dilawan dengan penalaran yang sehat, tepat dan akurat melalui cara-cara filsafat,” terang Rektor IAIN Tulungagung Maftukhin saat membuka konferensi.
Menurut Maftuhin, khazanah filsafat sedemikian kaya dan berwarna, sehingga penting untuk dilakukan penggalian mendalam agar filsafat terus berkontribusi bagi kehidupan. “Situasi zaman menuntut kehadiran filsafat untuk semakin berperan dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa," katanya. 
Maftuhin menilai persoalan demi persoalan yang datang silih berganti saat ini, sesungguhnya berakar pada ketidakcakapan manusia dalam menata dan mengelola pikiran. Filsafat, bagi Alumni PP. Lirboyo ini, merupakan jalan atau gerbang utama bagi upaya menyelesaikan persoalan-persoalan yang berserak di tengah-tengah masyarakat.
Direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung Akhyak mengatakan, dosen sebagai lokomotif utama dalam pengembangan akademik di kampus harus memiliki kesadaran moral intelektual untuk kembali mengaktualisasikan dan mengkontekstualisasikan filsafat diberbagai dimensi kehidupan.
Akhyak berharap CCI-PHONIC dapat terselenggara setiap tahun, agar penggalian mutiara filsafat itu dapat menjawab pelbagai tantangan peradaban. 
Dr. Mulia Ardi, M.Fil selaku moderator mengatakan paper-paper yang dibahas dalam sesi paralel berjumlah 97 judul. Paper ini akan diterbitkan dalam International Conference Procedding of  Conference on Contemporry Issues in Philosophy and New Islamic Civilization (CCI-PHONIC) 2018. (kemenag)

Post a Comment

0 Comments