Salah satu penyelenggaraan acara Simah Laut di Pantai Ujung Pandaran, Kalimantan Tengah. [borneonews] |
Warga di Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menolak acara Simah Laut yang jadi agenda rutin pemkab setempat. Alasannya, mereka tak ingin musibah seperti yang terjadi di Palu berulang di wilayahnya.
Warga menganggap agenda melarung sesajen akan berdampak seperti halnya di Palu yang baru-baru ini terkena musibah Tsunami dan gempa bumi.
"Acara itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Warga meminta acara seperti dulu, hanya tasyakuran kampung dan makan bersama," kata M Khairudin, warga setempat, Kamis, 29 November 2018.
Menurut remaja mesjid tersebut, warga menolak juga atas dasar pesan Habib Akhmad Sofyan Al Idrus dari Palu saat mengisi acara maulid di Masjid Quba Desa Ujung Pandaran.
"Beliau berpesan, yang kebetulan hadir Kepala Desa Ujung Pandaran dan Camat Teluk Sampit, agar acara Simah Laut atau melarung sesajen ke laut dibatalkan. Beliau tidak ingin musibah yang terjadi di Palu terulang lagi di Pantai Ujung Pandaran," kata Khairudin.
Selanjutnya dia berkata, seperti diketahui, pada saat Tsunami di Pantai Talise Palu sedang ada ritual melarung sesajen ke laut. Karena itu mereka sepakat untuk menolak kegiatan rutin setiap akhir tahun itu.
"Saya berani menyatakan menolak karena ini Habib Akhmad Sofyan Al Idrus dari Palu langsung menyatakan, kami tidak ingin kejadian di Palu terulang di sini," pungkas Khairudin. (borneonews)
0 Comments